Selasa, 28 Desember 2010

Askep Glomerulonefritis Link NOC, NIC

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien
  1. Kelebihan volume cairan b/d perubahan mekanisme regulasi, peningkatan permeabilitas dinding glomerolus
  2. Intoleransi aktivitas b/d fatigue
  3. Kerusakan intergritas kulit b/d edema dan menurunnya tingkat aktivitas
  4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan cairan, diit, dan hilangnya protein
  5. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan dan hospitalisasi

Minggu, 26 Desember 2010

Askep Brinkopneumonia dengan NANDA LINK NOC, NIC

A. Masalah Yang lazim muncul pada klien

  1. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
  2. Pola Nafas tidak efektif
  3. Gangguan Pertukaran gas
  4. Kurang Pengetahuan
  5. Disfungsi respon penyapihan ventilator
  6. Resiko Aspirasi
  7. PK : Syok Septik
  8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  9. Hipertermia

Sabtu, 25 Desember 2010

Cantik Alami dengan Buah dan Sayuran

Ternyata buah dan sayuran sangat bermanfaat bagi kecantikan lihat saja di kosmetik-kosmetik yg sering dipasarkan banyak yg menggunakan bahan dasar buah-buahan. tapi kosmetik-kosmetik tersebut tidak menjamin dapat membuat kulit kita sehat selalu karena adanya campuran bahan-bahan kimia

Rabu, 22 Desember 2010

Sinusitis

SINISTIS adalah peradangan membran mukosa dari satu atau lebih sinus maksillaris, frontal, etmoidalis atau sfenoidalis.

Rhinitis


1. Pengertian
·Inflamasi membran mukosa hidung yang dikelompokkan rhinitis allergik dan non allergik
·Rhinitis allergik –> mungkin suatu tanda dari allergi
·Rhinitis non allergik disebabkan oleh : infeksi saluran napas (rhinitis viral dan rhinitis bakterial, masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif
2. Gejala
·Kongesti nasal, rabas nasal (purulent dengan rhinitis bakterialis), gatal pada nasal, bersin-bersin, sakit kepala
3. Terapi Medik
·Tergantung penyebabnya (Allergik atau non allergik)
·Pemberian antihistamin
·Dekongestan
·Kortikosteroid topikal
·Natrium kromolin
4. Intervensi keperawatan
a. Pendidikan Pasien
·Instruksikan pasien yang allergik untuk menghindari allergen atau iritan spt (debu, asap tembakau, asap, bau, tepung, sprei
·Sejukkan membran mukosa dengan menggunakan sprey nasal salin.
·Melunakkan sekresi yang mengering dan menghiangkan iritan.
·Ajarkan tekhnik penggunaan obat-obatan spt sprei dan serosol.
·Anjurkan menghembuskan hidung sebelum pemberian obat apapun thd hidung

ASKEP INFLUENZA

A. INFLUENZA 
Influenza yang lebih sering dikenal sebagai flu adalah penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza A dan B. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan menyebabkan penyakit dan kematian yang perlu mendapat perhatian khusus. Nama influenza pertama kali digunakan oleh orang Italia pada abad kedelapan belas yang mengatakan penyakit ini sebagai the influence of heavenly bodies. Virus Influenza juga dapat menyebabkan epidemi global yang dikenal sebagai pandemi.

Faringitis

Faringitis Akut –> inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh virus (70%) dan bakterial (streptokokkus group A 30 %)
1. Gejala
             a.  Membran mukosa sangat merah
         b.Tonsil kemerahan
         c. Folikel limfoid membengkak dan dipenuhi eksudat
         d. Pembesaran dan nyeri tekan pada nodus limfe servikalis
         e. Demam, malaise, sakit tenggorok, serak, batuk, dan rhinitis

Selasa, 21 Desember 2010

commond cold

Common cold
1. Pengertian
Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan gejala-gejala infeksi saluran napas atas.
2. Etiologi
Pikornavirus, koronavirus, miksovirus, paravirus, adenoviris dan rhinovirus

Minggu, 19 Desember 2010

Askep Gastritis

Askep Gastritis
Pengertian
Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.

Luka Bakar

Sepintas Penanganan Luka bakar

    1. Prioritas sama dengan trauma:A-B-C-D-E
    2. Waspada ada cedera lain (misal pada ledakan)
    3. Waspada cedera listrik
    4. Gg nafas karena inhalasi asap / udara panas
    5. Shock karena kehilangan plasma
    6. Luka bakar mengganggu regulasi suhu

Askep ALL

  A. PENGERTIANACUT LIMPHOSITYC LEUCEMIA
Acut limphosityc leukemia adalah proliferasi maligna / ganas limphoblast dalam sumsum tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat bersifat sistemik. (Ngastiyah, 1997; Smeltzer & Bare, 2002; Tucker, 1997; Reeves & Lockart, 2002).

Sabtu, 18 Desember 2010

konsep NOC,NIC

Langkah – langkah menggunakan NOC, NIC
Pengkajian à Pola fungsional gordon, doengoes, modifikasi 13 domain NANDA, dll
Diagnosa à NANDA-I
Perencanaan à tujuan NOC, intervensi NIC
Implementasi à NIC
Evaluasi à NOC

Aakep Hemofilia


         A. Definisi
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B).
        B. Etiologi
Penyebab Hemofilia adalah karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B).

Jumat, 17 Desember 2010

DHF

A. Pengertian
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY )
B. Penyebab
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )

Rabu, 15 Desember 2010

ISPA

a. Pengertian

Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418).

Selasa, 14 Desember 2010

Diare

Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Patofisiologi
§Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intensinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
§Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpinah dari rongga ektraseluler ke dalam tinjaa, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari ;
§Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
§Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi.
§Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
Komplikasi :
§Dehidrasi
§Hipokalemi
§Hipokalsemi
§Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
§Hiponatremi
§Syok hipovolemik
§Asidosis
Etiologi :
Faktor Infeksi :
  • Bakteri; enteropathogenic escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica
  • Virus; enterovirus – echoviruses, adenovirus, human retrovirua – seperti agent, rotavirus.
  • Jamur; candida enteritis
  • Parasit; giardia Clambia, crytosporidium
  • Protozoa
Bukan Fakror Infeksi :
  • Alergi makanan; susu, protein
  • Gangguan metabolik atau malabsorbsi; penyakit celiac, cystic fibrosis pada pankreas
  • Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
  • Obat-obatan; antibiotik,
  • Penyakit usus; colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
  • Emosional atau stress
  • Obstruksi usus
Penyakit infeksi; otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran kemih
Manifestasi kilinis
  • Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
  • Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
  • Keram abdominal
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Anorexia
  • Lemah
  • Pucat
  • Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernafasan cepat
  • Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
Pemeriksaan Diagnostik
  • Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
  • Kultur tinja
  • Pemeriksaan elektrolit; BUN, creatinine, dan glukosa
  • Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah
Penatalaksanaan Terapeutik
  • Penanganan fokus pada penyebab
  • Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi parenteral
  • Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI
Penatalaksanaan Perawatan
Pengkajian
  • Kaji riwayat diare
  • Kaji status hidrasi; ubun-ubun, turgor kulit, mata, membaran mukosa mulut
  • Kaji tinja; jumlah, warna, bau, konsistensi dan waktu buang air besar
  • Kaji intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)
  • Kaji berat badan
  • Kaji tingkat aktivitas anak
  • Kaji tanda-tanda vital
Diagnosa Keperawatan
  • Kurangnyavolume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan cencer
  • Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar
  • Risiko infeksi pada orang berhubungan dengan terinfeksi kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit
  • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
  • Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak
  • Cemas dan takut pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
Implementasi
1.Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit
§Kaji status hidrasi,; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa
§Kaji pengeluaran urine; gravitasi urine atau berat jenis urine (1.005-1.020) atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg per jam
§Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
§Monitor tanda-tanda vital
§Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, dan serum albumin
§Pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol (dengan oralit, dan cairan parenteral bila indikasi)
§Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program
§Anak diistirahatkan
2.Mempertahankan keutuhan kulit
  • Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar
  • Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk membersihkan anus setiap baung air besar
  • Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
  • Ganti popok / kain apabila lembab atau basah
  • Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal
3.Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi
  • Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung
  • Segera bersihkan dan angkat bekas baung air besar dan tempatkan pada tempat yang khusus
  • Gunakan standar pencegahan universal (seperi; gunakan sarung tangan dan lain-lain)
  • Tempatkan pada ruangan yang khusus
4.Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimum
  • Timbang berat badan anak setiap hari
  • Monitor intake dan output (pemasukan dn pengeluaran)
  • Setelah rehidrasi, berikan minuman oral dengan sering dan makanan yang sesuai dengan diit dan usia dan atau berat badan anak
  • Hindari minuman buah-buahan
  • Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
  • Bagi bayi, ASI tetap diteruskan
  • Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula yang rendah laktosa
5. Meningkatkan pengetahuan orang tua
  • Kaji tingkat pemahaman orang tua
  • Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare
  • Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi
  • Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
  • Jelaskan pentingnya kebersihan
6.Menurunkan rasa takut/cemas pada anak dan orang tua
  • Ajarkan pad orang tua untuk mengekspresikan perasaan rasa takut dan cemas; dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati, dan sentuhan terapeutik
  • Gunakan komunikasi terapuetik; kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan
  • Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
  • Libatkan orang tua dalam perawatan anak
  • Jelaskan kondisi anak, alasan pegobatan dan perawatan
Perencanaan Pemulangan
  • Jelaskan penyebab diare
  • Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare
  • Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan; ajarkan tentang standar pencegahan
  • Ajarkan perawatan anak; pemberian makanan dan minuman (misalnya;oralit)
  • Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering
  • Jelaskan obat-obatan yang diberikan; efek samping dan kegunaannya
Pustaka
1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku KeperawatanPediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa : Manulang R.F. Jakarta, EGC
3. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
4. Kejang pada anak. www. Pediatik.com / knal.php
DIARE

Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Patofisiologi
§Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intensinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
§Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpinah dari rongga ektraseluler ke dalam tinjaa, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari ;
§Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
§Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi.
§Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
Komplikasi :
§Dehidrasi
§Hipokalemi
§Hipokalsemi
§Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
§Hiponatremi
§Syok hipovolemik
§Asidosis
Etiologi :
Faktor Infeksi :
  • Bakteri; enteropathogenic escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica
  • Virus; enterovirus – echoviruses, adenovirus, human retrovirua – seperti agent, rotavirus.
  • Jamur; candida enteritis
  • Parasit; giardia Clambia, crytosporidium
  • Protozoa
Bukan Fakror Infeksi :
  • Alergi makanan; susu, protein
  • Gangguan metabolik atau malabsorbsi; penyakit celiac, cystic fibrosis pada pankreas
  • Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
  • Obat-obatan; antibiotik,
  • Penyakit usus; colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
  • Emosional atau stress
  • Obstruksi usus
Penyakit infeksi; otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran kemih
Manifestasi kilinis
  • Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
  • Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
  • Keram abdominal
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Anorexia
  • Lemah
  • Pucat
  • Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernafasan cepat
  • Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
Pemeriksaan Diagnostik
  • Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
  • Kultur tinja
  • Pemeriksaan elektrolit; BUN, creatinine, dan glukosa
  • Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah
Penatalaksanaan Terapeutik
  • Penanganan fokus pada penyebab
  • Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi parenteral
  • Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI
Penatalaksanaan Perawatan
Pengkajian
  • Kaji riwayat diare
  • Kaji status hidrasi; ubun-ubun, turgor kulit, mata, membaran mukosa mulut
  • Kaji tinja; jumlah, warna, bau, konsistensi dan waktu buang air besar
  • Kaji intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)
  • Kaji berat badan
  • Kaji tingkat aktivitas anak
  • Kaji tanda-tanda vital
Diagnosa Keperawatan
  • Kurangnyavolume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan cencer
  • Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar
  • Risiko infeksi pada orang berhubungan dengan terinfeksi kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit
  • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
  • Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak
  • Cemas dan takut pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
Implementasi
1.Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit
§Kaji status hidrasi,; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa
§Kaji pengeluaran urine; gravitasi urine atau berat jenis urine (1.005-1.020) atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg per jam
§Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
§Monitor tanda-tanda vital
§Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, dan serum albumin
§Pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol (dengan oralit, dan cairan parenteral bila indikasi)
§Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program
§Anak diistirahatkan
2.Mempertahankan keutuhan kulit
  • Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar
  • Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk membersihkan anus setiap baung air besar
  • Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
  • Ganti popok / kain apabila lembab atau basah
  • Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal
3.Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi
  • Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung
  • Segera bersihkan dan angkat bekas baung air besar dan tempatkan pada tempat yang khusus
  • Gunakan standar pencegahan universal (seperi; gunakan sarung tangan dan lain-lain)
  • Tempatkan pada ruangan yang khusus
4.Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimum
  • Timbang berat badan anak setiap hari
  • Monitor intake dan output (pemasukan dn pengeluaran)
  • Setelah rehidrasi, berikan minuman oral dengan sering dan makanan yang sesuai dengan diit dan usia dan atau berat badan anak
  • Hindari minuman buah-buahan
  • Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
  • Bagi bayi, ASI tetap diteruskan
  • Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula yang rendah laktosa
5. Meningkatkan pengetahuan orang tua
  • Kaji tingkat pemahaman orang tua
  • Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare
  • Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi
  • Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
  • Jelaskan pentingnya kebersihan
6.Menurunkan rasa takut/cemas pada anak dan orang tua
  • Ajarkan pad orang tua untuk mengekspresikan perasaan rasa takut dan cemas; dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati, dan sentuhan terapeutik
  • Gunakan komunikasi terapuetik; kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan
  • Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
  • Libatkan orang tua dalam perawatan anak
  • Jelaskan kondisi anak, alasan pegobatan dan perawatan
Perencanaan Pemulangan
  • Jelaskan penyebab diare
  • Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare
  • Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan; ajarkan tentang standar pencegahan
  • Ajarkan perawatan anak; pemberian makanan dan minuman (misalnya;oralit)
  • Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering
  • Jelaskan obat-obatan yang diberikan; efek samping dan kegunaannya
Pustaka
1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku KeperawatanPediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa : Manulang R.F. Jakarta, EGC
3. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
4. Kejang pada anak. www. Pediatik.com / knal.php

Sabtu, 11 Desember 2010

Askep Thipoid

A. PENGERTIAN
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002). Tifus abdominalis adalah suatu infeksi sistem yang ditandai demam, sakit kepala, kelesuan, anoreksia, bradikardi relatif, kadang-kadang pembesaran dari limpa/hati/kedua-duanya. (Samsuridjal D dan heru S, 2003)
B. PENYEBAB

Senin, 06 Desember 2010

DVT (Deep Vein Thrombosis)

Introduksi Deep Vein Thrombosis (DVT)

Arteri-arteri mempunyai otot-otot yang tipis didalam dinding-dinding mereka supaya mampu untuk menahan tekanan darah yang dipompa jantung keseluruh tubuh. Vena-vena tidak mempunyai lapisan otot yang signifikan, dan disana tidak ada darah yang dipompa balik ke jantung kecuali fisiologi. Darah kembali ke jantung karena otot-otot tubuh yang besar menekan/memeras vena-vena ketika mereka berkontraksi dalam aktivitas normal dari gerakan tubuh. Aktivitas-aktivitas normal dari gerakan tubuh mengembalikan darah ke jantung.